MEA, Ketakutan Baru Bagi Para Anak Muda

Semakin lama bulan Desember semakin dekat dan artinya kebijakan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan semakin dekat untuk direalisasikan juga. Sebelumnya apa itu MEA? Maksud dari MEA adalah semua negara ASEAN boleh melakukan ekspor barang maupun tenaga kerja dengan mudah, tanpa visa dan pajak.

Tanpa Visa artinya orang bisa bebas menjadi tenaga kerja di negara kita tercinta ini. Nah, masalahnya apakah kita siap bersaing dengan orang luar negeri yang terkenal tak pernah berhenti bekerja? Sekolah dengan gencar mengingatkan para siswanya agar segera meningkatkan kualitas belajarnya sehingga mampu bersaing di era MEA nanti. Nah masalahnya apakah mereka mendengarnya?


Masyarakat Ekonomi ASEAN


Coba kita lihat wajah-wajah anak muda negeri ini. Memang tidak sedikit yang menyabet prestasi luar biasa mulai dari lingkup lokal sampai mancanegara dan secara tidak langsung membuat negeri lain segan terhadap Indonesia. Masalahnya, jumlah yang berprestasi dengan yang bermasalah berapa banyak?

Jiwa wirausaha adalah kunci utama memenangkan pertempuran MEA akhir Desember nanti, ini masih mending kita hanya bertempur dengan orang ASEAN saja yang kurang lebih tidak begitu berbeda dengan kita. Namun coba dipikirkan bagaimana jika program seperti MEA diberlakukan setidaknya se Asia saja maka bisa dibayangkan kita dicaplok oleh negara lain.

Jangan sampai kita terjajah lagi! Saya secara pribadi berharap Indonesia malah bisa lebih baik begitu MEA dimulai. Segera tinggalkan kegiatan tanpa nilai tambah yang selama ini kita lakukan. Buat visi dan misi kita agar kita tidak kehilangan arah kedepannya.

Satu lagi yang ingin saya garis bawahi Tanpa Pajak artinya barang luar negeri bisa masuk ke negara kita tanpa biaya yang selama ini dianggap sebagai penghalang kegiatan espor impor. Pertanyaannya apakah kualitas barang kita sudah bisa bersaing dengan negara lain?

Salah satu yang menyedihkan dari negara ini adalah tidak mau bekerja dengan sepenuh hati (Maksud saya disini adalah bekerja yang diiringi dengan perasaan yang baik agar hasilnya bagus). Saya ambil contoh bengkel dekat rumah saya, pekerjaan mereka saat mengerjakan sepeda terkesan "ngasal". Hal itu terlihat jelas dari perbedaan kualitas yang mencolok antara sepeda yang saya beli dari bengkel tersebut dengan yang saya beli dari salah satu toko grosir yang menjual sepeda impor, dimana ketahanannya berbeda jauh. Rantai yang dipakai oleh bengkel tersebut hanya bertahan 3 bulan, sedangkan sepeda saya satunya masih bertahan hingga hari ini. Inikah yang dinamakan kualitas? Padahal harganya juga tidak miring.

Silahkan bertahan dengan ritme seperti itu. Tunggu saja Desember nanti negara kita pasti "dimakan" oleh negara lain terutama Singapura dan Vietnam yang terkesan sangat "greget" saat bekerja. Jika anda tidak mau, maka segeralah dibenahi kesalahan-kesalahan yang selama ini anda lakukan sebelum terlambat tentunya.
Dwinandha Legawa
Dwinandha Legawa Author blog yang lagi sibuk berkelana. Temukan saya di LinkedIn:

Post a Comment for "MEA, Ketakutan Baru Bagi Para Anak Muda"